PANGKALPINANG, KOMPAS.com —
Madu lebah "pelawan" atau madu pahit murni yang banyak ditemukan di
Kabupaten Bangka Barat, diminati para wisatawan. Diyakini madu jenis
itu, memiliki khasiat yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit di
dalam tubuh manusia.
Seorang peternak madu lebah pelawan di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Teritib, Bangka Barat, Babel, Marhabun Minggu, mengatakan, wisatawan dari luar provinsi seperti Jakarta dan Palembang sering datang ke desanya hanya untuk mencari madu lebah pelawan yang berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Selain wisatawan dari luar provinsi, katanya, warga dari kabupaten lainnya di Babel juga ada mencari madu lebah pelawan itu hingga ke Desa Simpang Tiga.
"Wisatawan luar provinsi sering datang ke Desa Simpang tiga, hanya untuk mendapatkan madu lebah Pelawan yang rasanya pahit, berbeda dengan madu lebah lainnya," katanya dan menyebutkan madu lebah pelawan itu dijual seharga Rp 120.000 per kilogram, sedangkan madu lebah manis Rp 40.000 per kilogram.
Menurut Marhabun, madu lebah pelawan itu sudah terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti ginjal, darah tinggi, darah rendah, gangguan pada lambung, lemah syawat, kencing manis, dan menetralisasi racun makanan yang bersarang di dalam tubuh.
"Saya sering didatangi orang yang pernah membeli madu lebah pelawan dan mengaku badannya terasa sehat sejak mengonsumsi madu lebah pelawan, sehingga orang itu selalu memesan madu lebah pada saya," katanya.
Ia menjelaskan, madu yang dihasilkan dari sarang lebah di desa itu terdiri atas dua macam yaitu madu pelawan yang rasanya pahit dan madu manis. Madu pelawan, menurut dia, terasa pahit karena lebah menghisap pohon pelawan yang rasanya pahit sehingga madu lebah itu terasa pahit.
"Sedangkan madu manis yaitu lebah menghisap sejenis tanaman pada musim panen atau buah-buahan, sehingga madu lebah itu terasa manis," katanya.
Menurut dia, madu lebah pelawan itu sangat sulit didapatkan dan untuk di Babel, hanya ada di Kabupaten Bangka Barat yang dari dulu terkenal dengan daerah penghasil madu lebah baik madu lebah pelawan (rasanya pahit) maupun madu lebah manis.
"Madu lebah pelawan berasal dari sarang lebah yang bersarang di sejumlah pohon besar di sekitar perkampungan dan waktu memanennya hanya sekali dalam setahun yaitu pada bulan Mei setiap tahunnya," katanya.
Namun, kata dia, warga juga sering mengalami gagal panen apabila terjadi musim hujan pada jadwal panen tersebut karena sarang lebah tidak berisi madu jika musim penghujan.
"Kalau pada bulan Mei terjadi musim panas, maka sarang lebah yang berisi madu lebah pelawan sangat banyak, mencapai 30 kilogram untuk satu sarang lebah dan masyarakat ramai-ramai mencari sarang lebah pelawan itu di hutan sekitar kampung," katanya dan menyebutkan sarang lebah banyak ditemukan di pohon kayu besar.
Kendati sulit mendapatkan madu lebah pelawan itu, tetapi kata Marhabun, persediaan madu tetap ada setiap ada permintaan yang kebanyakan datang dari luar provinsi karena madu lebah pelawan itu memiliki ketahanan atau keawetan mencapai puluhan tahun asalkan tempat penyimpanannya ditutup dengan rapat.
"Warga menyimpan madu lebah pelawan itu selama bertahun-tahun untuk konsumsi pribadi dan dijual jika ada yang meminatinya, kendati tidak dalam jumlah yang banyak karena persediaan terbatas karena sulitnya mendapatkan madu lebah pelawan itu," katanya.
Seorang peternak madu lebah pelawan di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Teritib, Bangka Barat, Babel, Marhabun Minggu, mengatakan, wisatawan dari luar provinsi seperti Jakarta dan Palembang sering datang ke desanya hanya untuk mencari madu lebah pelawan yang berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Selain wisatawan dari luar provinsi, katanya, warga dari kabupaten lainnya di Babel juga ada mencari madu lebah pelawan itu hingga ke Desa Simpang Tiga.
"Wisatawan luar provinsi sering datang ke Desa Simpang tiga, hanya untuk mendapatkan madu lebah Pelawan yang rasanya pahit, berbeda dengan madu lebah lainnya," katanya dan menyebutkan madu lebah pelawan itu dijual seharga Rp 120.000 per kilogram, sedangkan madu lebah manis Rp 40.000 per kilogram.
Menurut Marhabun, madu lebah pelawan itu sudah terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti ginjal, darah tinggi, darah rendah, gangguan pada lambung, lemah syawat, kencing manis, dan menetralisasi racun makanan yang bersarang di dalam tubuh.
"Saya sering didatangi orang yang pernah membeli madu lebah pelawan dan mengaku badannya terasa sehat sejak mengonsumsi madu lebah pelawan, sehingga orang itu selalu memesan madu lebah pada saya," katanya.
Ia menjelaskan, madu yang dihasilkan dari sarang lebah di desa itu terdiri atas dua macam yaitu madu pelawan yang rasanya pahit dan madu manis. Madu pelawan, menurut dia, terasa pahit karena lebah menghisap pohon pelawan yang rasanya pahit sehingga madu lebah itu terasa pahit.
"Sedangkan madu manis yaitu lebah menghisap sejenis tanaman pada musim panen atau buah-buahan, sehingga madu lebah itu terasa manis," katanya.
Menurut dia, madu lebah pelawan itu sangat sulit didapatkan dan untuk di Babel, hanya ada di Kabupaten Bangka Barat yang dari dulu terkenal dengan daerah penghasil madu lebah baik madu lebah pelawan (rasanya pahit) maupun madu lebah manis.
"Madu lebah pelawan berasal dari sarang lebah yang bersarang di sejumlah pohon besar di sekitar perkampungan dan waktu memanennya hanya sekali dalam setahun yaitu pada bulan Mei setiap tahunnya," katanya.
Namun, kata dia, warga juga sering mengalami gagal panen apabila terjadi musim hujan pada jadwal panen tersebut karena sarang lebah tidak berisi madu jika musim penghujan.
"Kalau pada bulan Mei terjadi musim panas, maka sarang lebah yang berisi madu lebah pelawan sangat banyak, mencapai 30 kilogram untuk satu sarang lebah dan masyarakat ramai-ramai mencari sarang lebah pelawan itu di hutan sekitar kampung," katanya dan menyebutkan sarang lebah banyak ditemukan di pohon kayu besar.
Kendati sulit mendapatkan madu lebah pelawan itu, tetapi kata Marhabun, persediaan madu tetap ada setiap ada permintaan yang kebanyakan datang dari luar provinsi karena madu lebah pelawan itu memiliki ketahanan atau keawetan mencapai puluhan tahun asalkan tempat penyimpanannya ditutup dengan rapat.
"Warga menyimpan madu lebah pelawan itu selama bertahun-tahun untuk konsumsi pribadi dan dijual jika ada yang meminatinya, kendati tidak dalam jumlah yang banyak karena persediaan terbatas karena sulitnya mendapatkan madu lebah pelawan itu," katanya.